check out my collection for Kampiun : Perhatian Khusus Pada SDM “Beracun”

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu asset yang penting bagi organisasi perusahaan. Akan tetapi, seorang pemimpin harus tetap selalu waspada, karena tak ayal di antara sumber daya manusia itu adalah racun yang dapat membahayakan organisasi yang dipimpin, memicu turunnya produktivitas kinerja, merusak suasana kerja, serta mengganggu hubungan harmonis di antara karyawan. Bahkan dapat mengancam eksistensi perusahaan apabila sudah terlalu parah.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenali siapa mereka. Mereka adalah tipe orang yang selalu menyalahkan orang lain setiap ada permasalahan yang terjadi, enggan bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan, selalu berusaha kelihatan seolah-olah memiliki banyak pekerjaan, padahal ia hanya bekerja untuk memenuhi ekspektasi yang minimal agar terhindar dari teguran. Di sisi lain, karyawan beracun ini sangat lihai untuk mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain sedangkan kontribusi yang iya berikan tidak sebanding. Kemudian dia lebih memilih untuk mempedulikan orang-orang yang memiliki status penting di dalam perusahaan dibandingkan staf pendukung yang sesungguhnya sangat berkontribusi kepada orang-orang yang memiliki status penting tadi.

Seorang karyawan yang beracun acap kali melakukan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Mereka melakukan sabotase dengan jalan melakukan pengkhianatan ataupun dengan menahan informasi penting demi keuntungan pribadi, padahal sesungguhnya informasi tersebut sangat diperlukan untuk peningkatan efektivitas kerja. Tipe karyawan ini selalu menghindari komunikasi secara langsung, tetapi lebih suka melakukan komunikasi dengan menyebarkan rumor secara diam-diam.

Meski membahayakan, tak ayal karyawan beracun ini sulit untuk disingkirkan karena biasanya mereka memiliki hubungan khusus dengan pengambil keputusan terpenting di dalam organisasi, yang menjadi pelindungnya. Biasanya sang pelindung sering menutup mata dan menutup telinga terhadap dampak negative yang akan ditimbulkan oleh perilaku si karyawan tersebut.

Sebagai seorang pimpinan dituntut untuk harus bersikap jeli dalam mengenali tipe karyawannya. Karena karyawan yang beracun dapat menularkan tindakan dan perilaku yang kontarproduktif dan berdampak negatif bagi lingkungan kerja. Gejala yang mungkin muncul akibat dari karyawan beracun ini antara lain menurun nya produktivitas dan kinerja karyawan, semakin sering nya terjadi argumentasi yang terjadi di antara karyawan, termasuk unutuk hal-hal yang sepele, meningkatnya komentar negative dan serangan yang bersifat personal, dan munculnya keengganan untuk bekerja lembur tanpa alasan yang jelas serta kecenderungan untuk mengajak orang lain melakukan hal yang serupa.

Untuk itu, pimpinan harus memiliki trik-trik untuk menangani karyawan yang memiliki sifat yang dikemuka kan di atas tadi. Hal pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data untuk memberikan gambaran yang akurat dan lengkap mengenai kondisi yang sesungguhnya. Jangan mengambil tindakan hanya berdasarkan pada omongan ataupun asumsi semata. Periksalah catatan seputar kesalahan, kehadiran, keterlambatan, dan kepergian meninggalkan kantor di luar jam kerja. Selain itu, sang pimpinan harus memeriksa pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya telah diselesaikan dengan kualitas yang memuaskan dan tepat pada waktunya atau sebaliknya. Jika pada kenyataan nya pekerjaan yang ditugaskan tidak selesai, maka sebaiknya sang pimpinan harus melihat dan menyelidiki apakah penyebabnya.

Kemudian sang pimpinan harus dapat mendengar keluhan- keluhan yang bersifat negatif. Apakah hal itu hanya dikeluhkan oleh satu individu atau beberapa individu. Dengan kata lain, keluhan ini merupakan isu personal yang telah berdiri sendiri di dalam suatu organisasi.

Hal berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan adalah melakukan perbincangan dengan orang-orang terdekat karyawan tersebut guna mengetahui sikapnya terhadap pekerjaan, rekan kerja, unit tempatnya bergabung, dan perusahaan secara umum. Setelah itu temukan juga siapa lagi yang terkena imbas dari sikap, perilaku dan kinerja negatif.

Jika informasi yang diperoleh telah lengkap dan dapat dipastikan keakuratan nya, pimpinan sebaiknya mengundang karyawan tersebut untuk melakukan sebuah diskusi yang bertujuan untuk menciptakan interaksi positif bukan argumentasi ataupun konfrontasi negative pada karyawan tersebut. Dalam hal ini, yang dilakukan adalah memeriksa ketepatan informasi yang telah diperoleh dibandingkan dengan informasi yang disampaikan langsung oleh karyawan tersebut.

Pimpinan sebabiknya memulai diskusi dengan mengutarakan keprihatinan seputar potensi masalah yang timbul, kondisi yang tidak kondusif dan tidak produktif serta adanya perasaan ketidakpuasan karyawan. Jangan langsung melemparkan tudingan kepada karyawan tersebut, karena hal ini akan membuat dia bersikap defensif. Biarkan karyawan tersebut menyampaikan pandangan nya mengenai pekerjaan, hubungan nya dengan karyawan yang lain, perilaku nya di dalam rapat, dan hal lainnya.

Setelah itu barulah pimpinan menyampaikan informasi yang telah didapatkan sebelumnya. Ungkapkan lah hal-hal dimana terjadi ketidak konsistenan antara informasi yang dimiliki dengan versi yang disampaikan oleh si karyawan. Perbedaan pandangan yang ada diselesaikan atau setidaknya pahamilah mengapa terjadi perbedaan persepsi. Pimpinan harus dapat menunjukan bahwa diri pimpinan sendiri dan karyawan yang lain melihat karyawan tersebut sebagai perangai yang negative meskipun dia memiliki pandangan yang berbeda.

Dalam hal ini, akan terjadi dua kemungkinan. Pertama informasi versi karyawan beracun tersebut tidak konsisten dengan informasi yang kita terima. Atau kedua, informasi yang diperoleh dari kedua belah pihak memiliki kesamaan. Pada kasus pertama, karyawan beracun tersebut akan menyangkal seluruh informasi yang telah dihimpun, meskipun demikian ia harus memutuskan untuk mengubah sikap dan perilaku nya atau akan menolak sama sekali untuk berubah. Apabila ia enggan merubah sikapnya, pimpinan harus mengambil langkah untuk mempertimbangkan mengeluarkan surat peringatan atau bahkan memulai proses pemberhentian karyawan tersebut. Tapi yang tetap harus diprioritaskan adalah mengubah perilaku dan sikap dari karyawan tersebut, itulah yang menjadi tugas utama seorang pimpinan dalam sebuah perusahaan. Pimpinan yang sukses bukan hanya semata-mata diliat dari hasil dan revenue yang telah diperoleh untuk perusahaan, tetapi pimpinan yang sukses haruslah dapat merubah karyawan nya ke arah yang lebih baik dan dapat menciptakan sebuah iklim yang sehat dan nyaman dalam perusahaan yang ia pimpin.

Pada hakikatnya, untuk meminimalisir adanya potensi karyawan beracun di dalam perusahaan dapat dideteksi pada saat proses perekrutan. Hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan melihat referensi, meneliti dengan seksama perilaku calon karyawan, serta dengan menetapkan ekspektasi dari perusahaan. Demikian pula dengan deskripsi jabatan haruslah dibuat secara jelas dan rinci, sehingga baik perusahaan ataupun calon karyawan yang akan bekerja di perusahaan tersebut dapat memahami apa ekspektasi dari kedua belah pihak dengan sebaik-baiknya.

Source

Wijanarko, Himawan “Waspadai SDM Beracun “, Inspire. Edisi : 04 Juni 09

1 komentar:

  dipsie

17 Juli 2009 pukul 16.15

huff...panjang amat...tapi good article pupz..